You are currently viewing Pengertian dan Kriteria Kuda Terbaik dalam Islam

Pengertian dan Kriteria Kuda Terbaik dalam Islam

Kajian Kitab Al-Arba’un Al-Masnadiyyah lil Khail 5

Pengertian dan Kriteria Kuda Terbaik dalam Islam

Kuda dalam Pandangan Islam

Beberapa ulama membantah pendapat bahwa kuda betina lebih utama daripada kuda jantan dengan hadits:

الخَيْلُ ثَلَاثَةٌ، فَهِيَ لِرَجُلٍ أَجْرٌ وَ لِرَجُلٍ سِتْرٌ و لِرَجُلٍ وِزْرٌ

“Kuda itu ada tiga macam: kuda sebagai pahala, kuda sebagai pelindung, dan kuda sebagai dosa.”

Dalam hadits tersebut, tidak dibedakan antara kuda jantan dan betina. Kesimpulannya adalah yang terbaik adalah yang paling bermanfaat dan bernilai pahala. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya, “Hewan tunggangan mana yang paling utama?” Beliau menjawab:

أَعْلاهَا ثَمَنًا وَأًنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا

“Yang paling mahal dan paling berharga bagi pemiliknya.”

Imam An-Nasa’i meriwayatkan dari Abu Wahb Al-Jusyami radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

تَسَمُّوا بِأَسْمَاءِ الأَنْبِيَاء، وَأَحَبُّ الْأَسْمَاءِ إِلَى الله عَبْدُ الله و عَبْدُالرحْمَن، وَارْتَبِطُوا الْخَيْلَ، وامْسَحُوا بِنَوَاصِيهَا وَأكْفَالِهَا وقَلِّدُوهَا، وَلا تُقَلِّدُوهَا الأَوْتَارً، وَ عَلَيْكُمْ بِكُلِّ كُمَيْتٍ أَغَرَّ مُحَجَّلٍ أَو أشْقَرَ أَغَرَّ مُحَجَّلٍ أوْ أدْهَمَ أَغَرَّ مُحَجَّلٍ

“Berilah nama dengan nama-nama para nabi, dan nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Latihlah kuda, usaplah ubun-ubun dan punggungnya, kalungilah kudamu tetapi jangan kau kalungi dengan jimat. Pilihlah kuda coklat kehitaman yang memiliki bless dan pancal, atau coklat muda yang memiliki bless dan pancal, atau hitam pekat yang memiliki bless dan pancal.”

Riwayat Sahabat Abu Qatadah

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Sahabat Abu Qatadah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الْخَيْلٍ الْأَدْهَمُ الأَقْرَحُ الْأَرْثَمُ [ثُمَّ الأَقْرَحُ الْمُحَجَّلُ] طَلْقُ الْيَمِينِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ أَدْهَمَ فَكُمَيْتٌ عَلَى هَذِهِ الشِّيَاتِ

“Sebaik-baik kuda adalah yang hitam pekat dengan bless kecil memanjang sampai hidungnya serta memiliki tiga pancal pada kakinya selain kaki kanan depan. Jika tidak ada kuda hitam, maka kuda coklat kehitaman dengan sifat-sifat ini.”

Imam Ad-Darimi juga meriwayatkan dari Sahabat Abu Qatadah radhiallahu’anhu, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Saya ingin membeli seekor kuda, kuda seperti apa yang harus saya beli?” Beliau bersabda:

“Belilah kuda hitam dengan bless kecil memanjang sampai hidungnya serta memiliki tiga pancal pada kakinya selain kaki kanan depan. Jika tidak ada kuda hitam, maka kuda coklat kehitaman dengan sifat-sifat ini. Semoga kamu mendapat kebaikan dan keselamatan.”

Kuda Syikal

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak menyukai kuda syikal, yaitu kuda yang memiliki pancal pada kaki kanan depan dan kaki kiri belakang atau sebaliknya, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah.

Mengapa Allah Menyebut Kuda dan Panah?

Jika seseorang bertanya, “Mengapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanya menyebutkan panahan dan kuda secara khusus dalam ayat (QS. Al-Anfal: 60) dan tidak menyebutkan alat perang lainnya?”

Jawabannya adalah: “Karena kuda adalah inti dari peperangan itu sendiri, simbol kekuatan, serta pertahanan terbaik yang pada ubun-ubunnya terdapat kebaikan yang terikat padanya. Seseorang akan lebih menguasai medan perang dengan kuda. Maka dari itu, Allah mengkhususkan penyebutannya dalam Al-Qur’an. Sedangkan anak panah adalah senjata yang sangat efektif dalam menikam musuh dalam peperangan, memiliki jangkauan yang jauh, serta sangat efektif dalam menghindar dari musuh saat digunakan. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pun mengkhususkan penyebutannya dalam tafsirnya.”

Wakaf Kuda dan Senjata

Sebagian ulama menggunakan ayat tersebut sebagai dalil bahwa diperbolehkannya menjadikan kuda dan senjata-senjata lain sebagai wakaf, serta sebagai dalil diperbolehkannya membangun gudang persenjataan untuk persiapan perang. Dalam syariat tidak ada dalil khusus yang menyebutkan hal tersebut.

Wallahu a’lam.

Penerjemah: Ustadz Abdullah Ghifar (Mahasantri Ma’had Al Jawi Al Ilmi)

Selengkapnya tentang Al-Arba’un fi Taushifi Khailir-Rahman

“Karena kuda adalah inti dari peperangan itu sendiri, simbol kekuatan, serta pertahanan terbaik yang pada ubun-ubunnya terdapat kebaikan yang terikat padanya.”

This Post Has One Comment

Tinggalkan Balasan