You are currently viewing Sifat Kuda Nabi Sulaiman

Sifat Kuda Nabi Sulaiman

Kajian Kitab Al-Arba’un Al-Masnadiyyah lil Khail 5

Sifat Kuda Nabi Sulaiman

Ayat Keempat Yang Menyebutkan Kuda

(Surat Sad Ayat: 30-33)

وَوَهَبْنَا لِدَاوٗدَ سُلَيْمٰنَۗ نِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌۗ اِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصّٰفِنٰتُ الْجِيَادُۙ فَقَالَ اِنِّيْٓ اَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّيْۚ حَتّٰى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِۗ رُدُّوْهَا عَلَيَّ ۚفَطَفِقَ مَسْحًا ۢبِالسُّوْقِ وَالْاَعْنَاقِ

“Dan kepada Dawud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah). (Ingatlah) ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya (kuda-kuda) Shafinatul Jiyad maka dia berkata, ‘Sesungguhnya aku menyukai segala yang baik (kuda), yang membuat aku lalai dari mengingat Tuhanku, sampai matahari terbenam.’ ‘Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku.’ Lalu dia mengusap-usap kaki dan leher kuda itu.” (QS. Sad Ayat: 30-33)

Ayat-ayat di atas menunjukkan sifat kuda yang sangat elok, sehingga seakan-akan menyihir hati seseorang yang melihatnya. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa keelokan kuda bisa mengambil hati Nabi Sulaiman Alaihissalam, sampai-sampai beliau dibuat lalai olehnya dan disibukkan dari hal yang lebih penting (mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya).

Allah mensifati kuda dengan ‘Shafinatul Jiyad’, dan itu adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan yang tak terhingga.

Perbedaan Para Ulama tentang Arti Shafinatul Jiyad

Imam Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya: “Arti kalimat ‘Shafinat’ adalah: kuda yang menggabungkan kedua kaki depannya, lalu mengangkat sedikit salah satu kaki belakangnya sehingga hanya bertumpu pada ujung kukunya.”

Imam Mujahid mengatakan: “Arti dari ‘Shafinat’ adalah: kuda yang mengangkat salah satu kaki depannya sehingga hanya bertumpu pada ujung kukunya.”

Beliau menambahkan: “Binatang yang bisa melakukan hal tersebut hanya kuda, baghal, dan keledai, akan tetapi hanya kuda yang terlihat paling elok di antara ketiganya.”

Pendapat lain mengatakan: “Arti kalimat Shafinat adalah berdiri dengan tiga kaki dan mengangkat kaki keempat (entah itu yang depan maupun yang belakang).”

Sedangkan kalimat ‘Jiyad’, artinya adalah: yang terlatih; jika diperintahkan untuk berhenti, dia akan tenang, dan jika diperintahkan untuk lari, dia akan mendahului siapapun.

Pendapat lain mengatakan: arti Jiyad adalah: yang sangat kencang larinya.

Wallahu A’lam.

Penerjemah: Ustadz Abdullah Ghifar (Mahasantri Ma’had Al Jawi Al Ilmi)

Selengkapnya tentang Al-Arba’un fi Taushifi Khailir-Rahman

This Post Has One Comment

Tinggalkan Balasan