Kajian Kitab Al-Arba’un Al-Masnadiyyah lil Khail 15
Keberkahan pada Kuda
Hadits Ke-7
Dari Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْبَرَكَةُ فِي نَوَاصِي الْخَيْلِ
“Terdapat keberkahan pada ubun-ubun kuda.” (HR. Bukhari no. 2851, Muslim no. 1876)
Hadits ini menunjukkan dengan jelas bahwa terdapat keberkahan dalam diri seekor kuda.
Pengertian Keberkahan
Secara bahasa, keberkahan berarti tumbuh dan bertambah. Keberkahan sejatinya hanya datang dari Allah, dan seseorang tidak akan mendapatkan keberkahan kecuali dari-Nya. Allah telah menjadikan keberkahan berada dalam diri beberapa orang, tempat, maupun hal lain, termasuk di antaranya adalah kuda. Keberkahan pada kuda adalah bentuk keistimewaan yang Allah berikan kepadanya.
Mencari Keberkahan
Mencari keberkahan adalah hal yang layak diupayakan, dan hukumnya sunnah. Seseorang hendaknya mencari keberkahan hanya dari apa yang telah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya sebutkan memiliki keberkahan. Jika seseorang mencarinya, meskipun belum mendapatkan media keberkahan tersebut, usahanya itu sudah menjadi sebuah keberkahan tersendiri karena ia berusaha mencari apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Keberkahan pada Kuda
Hadits ini menegaskan bahwa keberkahan hanya terdapat pada ubun-ubun (surai) kuda. Ini merupakan bantahan terhadap tafsiran bahwa keberkahan pada ubun-ubun kuda berarti keberkahan pada seluruh badannya.
Keberkahan pada kuda diartikan sebagai tercapainya kemenangan saat berada di atas punggungnya, dan hasil keturunan yang dihasilkan dari perutnya.
Kesalahpahaman tentang Kesialan pada Kuda
Hadits ini secara dzahir membantah hadits lain yang menyebutkan “kesialan terdapat pada kuda dan wanita.” Beberapa ulama menafsirkan bahwa hanya kuda yang disiapkan di jalan Allah yang memiliki keberkahan. Adapun hadits yang menyebutkan “kesialan” tersebut berkaitan dengan kuda yang digunakan selain di jalan Allah. Penjelasan lebih lanjut mengenai arti “kesialan” akan dibahas pada hadits ke-24, insya Allah.
Penerjemah: Ustadz Abdullah Ghifar (Mahasantri Ma’had Al Jawi Al Ilmi)
Pingback: Kitab Al-Arba'un Fi Taushif Khailir Rahman - PP Al Jawi Al Ilmi