Kajian Kitab Al-Arba’un Al-Masnadiyyah lil Khail 13
Pahala Merawat Kuda: Setiap Butir Pakan Bernilai Pahala
Hadits Ke-5
Dari Sahabat Tamim Ad-Dari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
منِ ارتبطَ فَرَسًا في سبيلِ اللهِ ، ثُمَّ عالَجَ عَلَفَهُ بيدِهِ ، كان لَهُ بكلِّ حبَّةٍ حسنَةٌ
“Barangsiapa merawat kuda di jalan Allah, lalu ia mengaduk pakan dengan tangannya sendiri, maka setiap butirnya akan dihitung sebagai pahala.” (Shahih Imam Ibnu Majah: 2791)
Arti dari (ارتبط) berasal dari kata رباط yang berarti menjaga perbatasan.
Makna dari (ارتبطَ فَرَسًا في سبيلِ اللهِ) adalah merawat dan mempersiapkan kuda untuk berjihad maupun untuk berjaga-jaga di perbatasan negeri kaum muslimin.
Makna dari (عالَجَ عَلَفَهُ بيدِهِ) adalah menyiapkan pakan, membersihkannya, mengaduknya, serta menyodorkannya pada kuda dengan tangannya sendiri.
Ada redaksi lain yang disebutkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya no.16613 dari Sahabat Tamim Ad-Dari juga:
مَا مِنْ امْرِؤٍ مُسْلِمٍ يُنَقِّي لِفَرَسِهِ شَعيرًا ثُمَّ يُعَلِّقُهُ عَلَيْهِ إلِّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ حَبِّةٍ حَسَنَةٌ
“Tidaklah seorang Muslim membersihkan gandum untuk kudanya, kemudian menggantungkan wadah pakannya (agar kuda mudah untuk makan), melainkan Allah akan memberikan untuknya dari setiap butir gandum tersebut satu kebaikan.”
Karena itu, Sahabat Tamim Ad-Dari radhiyallahu ‘anhu selalu merawat kudanya dengan tangannya sendiri sebagai sarana untuk mencari pahala yang Allah janjikan dalam hadits di atas, meskipun beliau memiliki budak-budak yang cukup untuk merawat kudanya.
Hadits di atas adalah motivasi bagi kita agar lebih memperhatikan dan menjaga kuda kita, serta lebih semangat untuk mewakafkannya di jalan Allah.
Hadits ini juga mengandung keutamaan kuda atas seluruh binatang, karena kami belum mendapati riwayat yang menyebutkan tentang keutamaan dalam merawat binatang lain.
Penerjemah: Ustadz Abdullah Ghifar (Mahasantri Ma’had Al Jawi Al Ilmi)
Pingback: Kitab Al-Arba'un Fi Taushif Khailir Rahman - PP Al Jawi Al Ilmi