Kajian Kitab Al-Arba’un Al-Masnadiyyah lil Khail 1
Pendahuluan
ان الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور انفسنا وسيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل على محمد وعلى ال محمد كما صليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم انك حميد مجيد وبارك على محمد وعلى ال محمد كما باركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم انك حميد مجيد
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.”
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam) dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kalian saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa menaati Allah dan rasul-Nya, maka sungguh ia menang dengan kemenangan yang nyata.”
اما بعد فان خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم شر الامور محدثاتها وكل محدثه بدعه وكل بدعه ضلاله وكل ضلاله في النار
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat, dan setiap hal yang dibuat-buat dalam syariat adalah bid’ah, dan setiap bidah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”
Sifat Kuda dalam Al-Qur’an dan Hadis
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: { وَوَهَبۡنَا لِدَاوُۥدَ سُلَیۡمَـٰنَۚ نِعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ إِنَّهُۥۤ أَوَّابٌ (30) إِذۡ عُرِضَ عَلَیۡهِ بِٱلۡعَشِیِّ ٱلصَّـٰفِنَـٰتُ ٱلۡجِیَادُ (31) فَقَالَ إِنِّیۤ أَحۡبَبۡتُ حُبَّ ٱلۡخَیۡرِ عَن ذِكۡرِ رَبِّی حَتَّىٰ تَوَارَتۡ بِٱلۡحِجَابِ (32) } [Surat Shad: 30-32]
“Dan kepada Daud Kami karuniakan Sulaiman. Dia adalah sebaik-baik hamba, sungguh Dia sangat taat kepada Allah. Ingatlah ketika suatu sore dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang bagus. Maka dia berkata, ‘Sesungguhnya aku menyukai segala yang baik (kuda) yang membuat aku lalai dari mengingat Tuhanku sampai matahari terbenam.’”
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: الخيل معقود في نواصيها الخير إلى يوم القيامة “Di dalam ubun-ubun kuda terdapat kebaikan yang terikat padanya hingga hari kiamat.”
Keutamaan Kuda dalam Islam
Kuda adalah binatang yang disebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an dan hadis. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan keindahan dan kemuliaan kuda dalam berbagai ayat-Nya. Salah satunya adalah:
“Dan kamu memperoleh keindahan padanya ketika kamu membawanya kembali ke kandangnya dan ketika kamu melepaskannya” (QS. An-Nahl 16:4).
Keindahan kuda adalah pemandangan yang menyejukkan mata dan hati. Dalam budaya Arab, kuda dianggap sebagai simbol kemuliaan dan kekuatan. Mereka merawat kuda lebih dari hartanya sendiri, bahkan memberi makan kuda sebelum anak dan istri mereka.
Sifat-Sifat Kuda
Kuda memiliki sifat yang hampir mirip dengan manusia. Mereka memiliki harga diri, semangat, kadang berbohong, sombong, dan cinta pada pemiliknya. Salah satu sifat yang menonjol adalah mereka tidak mau makan sisa pakan dari hewan lain.
Kitab Al-Arba’un fi Taushifi Khailir-Rahman
Kitab ini kami beri nama “Al-Arba’un fi Taushifi Khailir-Rahman” (40 Hadis tentang Sifat Kuda-Kuda Allah). Tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali nama “kuda” dengan hakikat aslinya di zaman ini, di mana orang lebih memperhatikan kuda hanya sebatas keuntungan duniawi.
Kuda dalam Sunnah Nabi
Banyak sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yang ditinggalkan, termasuk perhatian terhadap kuda. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: مَن سَنَّ فِي الإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَن يًنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِم شَيْءٌ “Barang siapa memulai sebuah sunnah yang baik dalam Islam, dia akan mendapatkan pahala darinya, serta pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” (HR. Muslim).
Keutamaan Kuda dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan menyebut kuda dalam Al-Qur’an: { وَٱلۡعَـٰدِیَـٰتِ ضَبۡحࣰا (1) فَٱلۡمُورِیَـٰتِ قَدۡحࣰا (2) فَٱلۡمُغِیرَ ٰتِ صُبۡحࣰا (3) فَأَثَرۡنَ بِهِۦ نَقۡعࣰا (4) …} “Demi kuda-kuda perang yang melaju kencang (hingga mengeluarkan suara dari hidungnya), demi kuda yang memercikkan api saat berlari (karena pukulan kuku-kuku kakinya), demi kuda yang menyerang secara tiba-tiba di waktu subuh, sehingga debu-debu berterbangan dibuatnya” [QS. Al-Adiyat 100:1-4].
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: الْخَيْل مَعْقُوْدٌ فِي نَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إٍلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ “Kebaikan terikat pada ubun-ubun kuda sampai hari kiamat.”
Penutup
Kitab ini adalah hadiah untuk setiap orang yang ikhlas dalam melatih dan merawat kuda, serta ingin ber-taqarrub pada Allah, mengharap pahala, dan cinta dari Allah dan Rasul-Nya. Kami berharap kitab ini bermanfaat dan menjadi wasilah untuk selalu taat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Imam Abu Umar bin Abdil Bar pernah membuat sebuah syair dalam kitab Tamhid milik Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu: أحبوا الخيل واصطبروا عليها فإن العز فيها والجمالا إذا ما الخيل ضيعها أناس ربطناها فشاركت العيالا نقاسمها المعيشة كل يوم ونكسوها البراقع والجلالا “Cintailah kuda dan bersabarlah dalam merawatnya, Sungguh di dalamnya terdapat kemuliaan dan keindahan. Saat orang-orang mulai meninggalkan kuda, Kami merawatnya seakan-akan berada dalam satu keluarga. Kami sisihkan nafkah untuknya setiap hari, Bahkan pakaian pun kami berikan padanya demi sebuah kemuliaan.”
Semoga Allah memberikan manfaat melalui kitab ini dan menjadikannya wasilah untuk selalu taat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Penerjemah: Ustadz Abdullah Ghifar (Mahasantri Ma’had Al Jawi Al Ilmi)
Pingback: Kitab Al-Arba'un Fi Taushif Khailir Rahman - PP Al Jawi Al Ilmi