You are currently viewing Pentingnya Memulai dan Mengakhiri Tahun dengan Kebaikan

Pentingnya Memulai dan Mengakhiri Tahun dengan Kebaikan

Pentingnya Memulai dan Mengakhiri Tahun dengan Kebaikan

Kebaikan di Awal dan Akhir Tahun

Menurut Qatadah, fajar yang Allah sebut di awal Surah Al-Fajr adalah fajar pada hari pertama Muharram, yang menandai awal tahun baru. Bulan-bulan haram (4 bulan yang suci) adalah bulan terbaik setelah Ramadan, dan berpuasa di bulan-bulan ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa bulan haram ini menutup tahun hijriah, sementara yang lain membuka tahun baru. Jadi, jika seseorang berpuasa di bulan Dzulhijjah kecuali pada hari-hari yang dilarang, lalu berpuasa di bulan Muharram, maka ia telah menutup tahun dengan ketaatan dan memulai tahun baru dengan ketaatan. Diharapkan seluruh tahunnya akan ditulis sebagai ketaatan. Barang siapa yang awal dan akhirnya adalah ketaatan, maka ia seolah-olah menghabiskan seluruh waktu di antara dua momen tersebut dalam ketaatan.

Dalil

Lantas mana dalilnya!?

Dalam sebuah hadits marfu’, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada dua malaikat penjaga yang mengangkat catatan kepada Allah dan melihat pada awal dan akhir catatan tersebut kebaikan kecuali Allah berkata kepada malaikat-Nya: ‘Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni hamba-Ku atas apa yang ada di antara kedua catatan tersebut.'” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dan lainnya, dan juga terdapat dalam beberapa naskah Kitab Tirmidzi.

Dalam hadits marfu’ lainnya disebutkan: “Wahai anak Adam, ingatlah Aku di awal hari dan di akhir hari sesaat, Aku akan mengampuni dosamu di antara waktu tersebut, kecuali dosa besar hingga engkau bertobat darinya.” Ibnul Mubarak berkata: “Barang siapa yang menutup harinya dengan mengingat Allah, seluruh harinya akan ditulis sebagai dzikir.” Ini menunjukkan bahwa pekerjaan dinilai berdasarkan akhirnya. Jika permulaan dan penutupannya adalah dzikir, maka seluruh perbuatan di antaranya juga dihitung sebagai dzikir. Dianjurkan untuk memulai tahun dengan tobat nasuha yang menghapus dosa-dosa masa lalu.


Para sahabat Rasulullah SAW, mempelajari doa ini sebagaimana mereka mempelajari Al-Qur’an ketika memasuki bulan atau tahun: “Ya Allah, masukkanlah (bulan atau tahun ini) kepada kami dengan keamanan, iman, keselamatan, dan Islam, serta lindungilah kami dari setan dan ridha dari Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Dan doa ini dinyatakan sahih oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam “al-Ishabah” (6 / 407-408).

Doa Para Sahabat

Para sahabat Rasulullah SAW, mempelajari doa ini sebagaimana mereka mempelajari Al-Qur’an ketika memasuki bulan atau tahun:

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَجوار مِنَ الشَّيْطَانِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ

“Ya Allah, masukkanlah (bulan atau tahun ini) kepada kami dengan keamanan, iman, keselamatan, dan Islam, serta perlindungan dari setan, dan ridha dari Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Doa ini dinyatakan sahih oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam “al-Ishabah” (6 / 407-408).

Ringkasan

Memulai dan mengakhiri tahun dengan kebaikan sangat penting, seperti dengan dzikir dan puasa. Menurut beberapa riwayat, puasa di bulan Dzulhijjah dan Muharram dapat dianggap sebagai ketaatan yang menutup dan membuka tahun dengan ketaatan, sehingga seluruh tahun tersebut dapat ditulis sebagai ketaatan. Dalam hadits juga disebutkan bahwa jika awal dan akhir dari suatu amal adalah kebaikan, Allah akan mengampuni dosa-dosa di antara keduanya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memulai tahun dengan tobat nasuha yang dapat menghapus dosa-dosa masa lalu

Disadur dari Lathaifuul Ma’arif (80-81), Ibnu Rajab Al-Hanbali dan al-Ishabah (6 / 407-408), Ibnu Hajar.

Tinggalkan Balasan